Halaman

    Social Items

Sudah banyak penelitian tentang efek main game pada perkembangan anak-anak. Dari beberapa penelitian memang menunjukkan hasil yang positif tapi banyak juga penelitian yang menunjukkan sebaliknya. Peneliti berargumen bahwa terlepas si kecil main di konsol game portabel, laptop, tablet, atau smartphonekeseringan main game pada dasarnya akan memberikan dampak buruk bagi tumbuh kembang anak di kemudian hari.
Berikut 5 Dampak Buruk Bermain Game pada Anak yang bisa dialami anak apabila mereka keseringan main game:

1. Gangguan kesehatan

Picture Source of Google
Apakah Anda tahu kalau keseringan main game ternyata bisa memicu berbagai penyakit kronis? Sering kali tidak kita sadari, kalau bermain game masuk ke dalam salah satu gaya hidup sedentari karena hal tersebut membuat Anda malas untuk bergerak. Yaps, disaat Anda bermain game, hanya mata dan tangan saja yang fokus bekerja. Sementara bagian tubuh lainnya diam tidak bergerak.
Jikalau kebiasaan ini dilakukan terus-terus, maka Anda berisiko lebih tinggi untuk terkena penyakit obesitas, melemahnya otot dan persendiaan, dan bahkan penurunan penglihatan yang signifikan karena paparan cahaya biru dari layar gadget. Anda pun berisiko mengalami lebih banyak masalah kesehatan jika kebiasaan buruk ini disertai dengan pola makan yang buruk, merokok atau minum alkohol.
Kalian mungkin tak akan merasakan langsung risiko dari gaya hidup sedentari. Kebiasaan buruk ini baru mulai terasa dampaknya setelah bertahun-tahun Anda terbiasa menjalani rutinitas tersebut.

2. Penurunan prestasi akademik di sekolah

Picture Source of Google
Biasanya keseruan yang ditawarkan saat bermain game sangat jauh berbeda dengan hari-hari yang dilalui anak ketika menuntut ilmu di sekolah. Ya, jika di sekolah umumnya anak-anak merasa bosan dan tertekan, lain halnya ketika mereka bermain game.
Jika anak sudah dalam tahap kecanduan game, mereka akan melakukan segala cara untuk bisa bermain game. Ini berakibat pada banyak anak yang tidak fokus ketika menyerap pelajaran di kelas, malas belajar, hingga berani bolos sekolah. Beberapa hal tersebut berujung pada penurunan prestasi akademik anak di sekolah.

3. Menarik diri dari kehidupan sosial

Picture Source of Google
Biasanya anak yang sudah kecanduan game cenderung lebih senang menghabiskan waktu selama berjam-jam untuk menuntaskan misi game yang sedang dimainkannya. Hal ini tentu akan berdampak buruk pada kehidupan sosial anak kelak. Karena, anak lebih memilih untuk berinteraksi secara digital ketimbang di dunia nyata. Dalam istilah psikologi kondisi ini disebut dengan asosial.
Asosial adalah disfungsi kepribadian yang ditandai dengan menarik diri dan menghindar secara sukarela terhadap interaksi sosial apapun. Orang yang asosial cenderung tidak mempedulikan orang lain dan sibuk dengan dunianya sendiri.
Pada umumnya, anak yang asosial sering kikuk ketika diminta untuk memulai percakapan dan merasa cepat bosan ketika diajak di pertemuan yang melibatkan banyak orang.

4. Berperilaku agresif

Picture Source of Google
Konten kekerasan yang banyak disuguhkan video game dapat menyebabkan anak-anak menjadi tidak sabaran dan berperilaku agresif dalam kehidupan sehari-harinya. Anak akan lebih sering marah-marah dan mudah tersinggung ketika dilarang atau diminta berhenti bermain game.
Hilangnya kendali diri ini membuat anak cenderung menomorsatukan gaming dalam hidupnya. Akibatnya, anak akan melakukan berbagai cara untuk dapat menuntaskan hasrat akan candunya, tak peduli atas konsekuensi dan risikonya. Termasuk berperilaku agresif ke orang lain.

5. Gangguan mental

Picture Source of Google
Anak yang sudah kecanduan game ini ditandai ketika mereka sudah tidak mampu lagi untuk mengendalikan hasrat bermain game. Akibatnya, anak memiliki keinginan untuk terus-terusan main game.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) berencana memasukkan kecanduan game sebagai salah satu kategori gangguan jiwa baru yang disebut gaming disorderBerdasar pada banyaknya fenomena peningkatan kasus kecanduan game dari berbagai belahan dunia.
Gaming disorder diusulkan akan dimasukkan di bawah kategori besar “Gangguan mental, perilaku, dan perkembangan saraf”, khususnya di bawah subkategori “Gangguan penyalahgunaan zat atau perilaku adiktif.”
Kini para pakar kesehatan di seluruh dunia menyetujui bahwa kecanduan game dapat memiliki dampak yang serupa dengan kecanduan alkohol maupun obat-obatan terlarang.




*source of https://hellosehat.com/parenting/tips-parenting/dampak-buruk-keseringan-main-game/

5 Dampak Buruk Bermain Game pada Anak "NO.3 MENGERIKAN"

world 7 update
Sudah banyak penelitian tentang efek main game pada perkembangan anak-anak. Dari beberapa penelitian memang menunjukkan hasil yang positif tapi banyak juga penelitian yang menunjukkan sebaliknya. Peneliti berargumen bahwa terlepas si kecil main di konsol game portabel, laptop, tablet, atau smartphonekeseringan main game pada dasarnya akan memberikan dampak buruk bagi tumbuh kembang anak di kemudian hari.
Berikut 5 Dampak Buruk Bermain Game pada Anak yang bisa dialami anak apabila mereka keseringan main game:

1. Gangguan kesehatan

Picture Source of Google
Apakah Anda tahu kalau keseringan main game ternyata bisa memicu berbagai penyakit kronis? Sering kali tidak kita sadari, kalau bermain game masuk ke dalam salah satu gaya hidup sedentari karena hal tersebut membuat Anda malas untuk bergerak. Yaps, disaat Anda bermain game, hanya mata dan tangan saja yang fokus bekerja. Sementara bagian tubuh lainnya diam tidak bergerak.
Jikalau kebiasaan ini dilakukan terus-terus, maka Anda berisiko lebih tinggi untuk terkena penyakit obesitas, melemahnya otot dan persendiaan, dan bahkan penurunan penglihatan yang signifikan karena paparan cahaya biru dari layar gadget. Anda pun berisiko mengalami lebih banyak masalah kesehatan jika kebiasaan buruk ini disertai dengan pola makan yang buruk, merokok atau minum alkohol.
Kalian mungkin tak akan merasakan langsung risiko dari gaya hidup sedentari. Kebiasaan buruk ini baru mulai terasa dampaknya setelah bertahun-tahun Anda terbiasa menjalani rutinitas tersebut.

2. Penurunan prestasi akademik di sekolah

Picture Source of Google
Biasanya keseruan yang ditawarkan saat bermain game sangat jauh berbeda dengan hari-hari yang dilalui anak ketika menuntut ilmu di sekolah. Ya, jika di sekolah umumnya anak-anak merasa bosan dan tertekan, lain halnya ketika mereka bermain game.
Jika anak sudah dalam tahap kecanduan game, mereka akan melakukan segala cara untuk bisa bermain game. Ini berakibat pada banyak anak yang tidak fokus ketika menyerap pelajaran di kelas, malas belajar, hingga berani bolos sekolah. Beberapa hal tersebut berujung pada penurunan prestasi akademik anak di sekolah.

3. Menarik diri dari kehidupan sosial

Picture Source of Google
Biasanya anak yang sudah kecanduan game cenderung lebih senang menghabiskan waktu selama berjam-jam untuk menuntaskan misi game yang sedang dimainkannya. Hal ini tentu akan berdampak buruk pada kehidupan sosial anak kelak. Karena, anak lebih memilih untuk berinteraksi secara digital ketimbang di dunia nyata. Dalam istilah psikologi kondisi ini disebut dengan asosial.
Asosial adalah disfungsi kepribadian yang ditandai dengan menarik diri dan menghindar secara sukarela terhadap interaksi sosial apapun. Orang yang asosial cenderung tidak mempedulikan orang lain dan sibuk dengan dunianya sendiri.
Pada umumnya, anak yang asosial sering kikuk ketika diminta untuk memulai percakapan dan merasa cepat bosan ketika diajak di pertemuan yang melibatkan banyak orang.

4. Berperilaku agresif

Picture Source of Google
Konten kekerasan yang banyak disuguhkan video game dapat menyebabkan anak-anak menjadi tidak sabaran dan berperilaku agresif dalam kehidupan sehari-harinya. Anak akan lebih sering marah-marah dan mudah tersinggung ketika dilarang atau diminta berhenti bermain game.
Hilangnya kendali diri ini membuat anak cenderung menomorsatukan gaming dalam hidupnya. Akibatnya, anak akan melakukan berbagai cara untuk dapat menuntaskan hasrat akan candunya, tak peduli atas konsekuensi dan risikonya. Termasuk berperilaku agresif ke orang lain.

5. Gangguan mental

Picture Source of Google
Anak yang sudah kecanduan game ini ditandai ketika mereka sudah tidak mampu lagi untuk mengendalikan hasrat bermain game. Akibatnya, anak memiliki keinginan untuk terus-terusan main game.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) berencana memasukkan kecanduan game sebagai salah satu kategori gangguan jiwa baru yang disebut gaming disorderBerdasar pada banyaknya fenomena peningkatan kasus kecanduan game dari berbagai belahan dunia.
Gaming disorder diusulkan akan dimasukkan di bawah kategori besar “Gangguan mental, perilaku, dan perkembangan saraf”, khususnya di bawah subkategori “Gangguan penyalahgunaan zat atau perilaku adiktif.”
Kini para pakar kesehatan di seluruh dunia menyetujui bahwa kecanduan game dapat memiliki dampak yang serupa dengan kecanduan alkohol maupun obat-obatan terlarang.




*source of https://hellosehat.com/parenting/tips-parenting/dampak-buruk-keseringan-main-game/

No comments

Tetap Segar Saat Berpuasa? Begini Caranya...

Hallo, apakabar guys? Lama rasanya saya tidak menyapa kalian.   J Tidak terasa kita sudah bertemu kembali dengan bulan yang penuh d...